Friday, 22 January 2016

Daftar Guru Madrasah Kemenag Penerima SK Inpassing Non PNS


Pada kesempatan kali ini Kami bagikan Infromasi daftar Penerima SK Inpassing bagi Bapak/Ibu Guru yang berada dibawah naungan Kementrian Agama ( Kemenag ). Untuk mengecek apakah nama Bapak/Ibu terdaftar sebagai guru penerima SK Inpassing Non PNS tahun 2016 silahkan diunduh saja file daftar Penerima SK Inpassing Guru Kemenag secara lengkap pada link dibawah ini.

Selamat kepada Bapak/Ibu Guru yang namanya tercantum dalam daftar penerima SK Inpassing Kemenag2. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, jika berkenan silahkan dishare agar dapat diketahui oleh rekan sesama guru lainnya. Salam Pendidikan.https://drive.google.com/file/d/0B9qZxBShf5QrT0ZxWThBVXhwZzg/view?usp=sharing

Galeri Kegiatan MIPM Cukir

Tuesday, 19 January 2016

FORMULIR PENDAFTARAN

Sang Penulis Pidato Bupati

Duduk paling pojok sebelah timur ruang Humas Pemkab Jombang dengan layar monitor ukuran besar ‘berkonde’ ia sedang tekun mengetik. Sesekali disela dengan meneguk segelas teh hangat di samping kanan mejanya. Hasil ketikannya tidak biasa, menggunakan format huruf besar dan berukuran font 14. Ia sedang menulis naskah pidato untuk Bupati Jombang. Ia adalah Nanda Sukmana, S.S, kreator naskah pidato bupati di setiap kegiatan Pemerintahan Kabupaten Jombang.
Sudah lima tahun terakhir ini, ia memperoleh tugas menulis pidato bupati. Pengalamannya sebagai copy editor di Indo Pos (JP Group-Jakarta), membuatnya dipilih sebagai penulis naskah pidato. Tidak tanggung-tanggung, setidaknya bisa sampai 10 hingga 14 naskah pidato yang harus diselesaikan dalam sehari. Kalau tidak sedang banyak kegiatan, ia hanya menyelesaikan 4 sampai 5 naskah pidato saja. Setidaknya sedikit menyeka keringat yang bertumpuk untuk terus berpikir kreatif untuk mengungkapkan gagasan Bupati Jombang.
“Saya sudah lebih kurang lima tahun terakhir menuliskan naskah pidato bupati. Mulai masa akhir Bupati Suyanto periode pertama hingga kini,” terang sarjana sastra Universitras Negeri Jember ini.
Menurutnya, pekerjaan baru yang digeluti terbilang gampang-gampang susah. Utamanya dalam penyesuaian bahasa penulisan. Sebelumnya ia mengedit tulisan para wartawan yang menggunakan bahasa tulis. Namun sekarang, yang dihadapi adalah sebuah naskah pidato dengan representasi yang tinggi. Harus mampu tersampaikan dengan baik kepada khalayak dan membangun sebuah citra yang baik khususnya terhadap kiprah Bupati. Apalagi disampaikan dengan gaya tutur, maka harus belajar cara mengubah bahasa tulis menjadi bahasa tutur.
“Model kerjanya cukup ringkas. Kami mendapatkan surat kegiatan bupati, kapan, di mana serta dalam acara apa langsung dibuat pidatonya,” jelas Nanda yang juga aktif di teater ini.
Terkadang proses disposisi surat sangat cepat sehingga harus seketika itu pula dibuat naskah pidato. Suami Dwi Wahyuni ini mengaku sering kesulitan juga saat banyak surat yang menumpuk untuk segera di olah menjadi naskah pidato. Secepat mungkin harus diselesaikan terkadang mencapai 34 halaman dengan ukuran setengah halaman kertas folio.
Nanda Sukmana juga menuturkan sesungguhnya kurang ideal model penulisan naskah pidato hanya berbekal surat pemberitahuan kegiatan. Dibutuhkan dialog dan diskusi langsung dengan bupati. Supaya mengetahui sejauh mana gagasan atau ideologi bupati dalam setiap kegiatan supaya mampu menuangkan secara cermat di naskah pidato.
“Selama ini saya mereka-reka atau melihat acara yang akan dikunjungi dulu. Baru membuat naskah pidato dengan mencari referensi dari kliping koran atau berita di internet,” terang Nanda Sukmana, saat ditemui Suara Pendidikan di kantin Pemkab Jombang.
Setidaknya hal itulah yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang mempunyai lima tim khusus yang mengikutinya untuk membuat naskah pidato kenegaraan. Selain itu Nanda Sukmana juga mencontohkan kadang naskah yang telah ia buat tidak digunakan oleh Bupati. Sebab dianggap tidak sesuai dengan apa yang akan dibicarakan.
Banyak pengalaman lucu tapi kadang menjengkelkan silih berganti. Suatu ketika pernah survei tempat penginapan di kawasan Patung Sapi, Batu, Malang. Mendadak ia harus kembali saat itu juga karena hendak ada pelantik pejabat yang dimutasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang.
“Saya diturunkan begitu saja dan harus kembali sendiri ke Jombang menggunakan bus umum dan masih berseragam hanya untuk membuat naskah pidato,” ungkapnya sambil tertawa lepas.
Ia pun mengamini jika setiap pekerjaan mempunyai resiko. Ke depan, ia berharap ada usaha pendokumentasian dan membukukan pidato bupati.
“Walaupun ada pergantian penulis pidato nantinya, setidaknya ada rekam jejak peristiwa di Kabupaten Jombang,” pungkas Nanda Sukmana yang kini sedang menyelesaikan studi S-2 Jurusan Pendidikan Sastra Indonesia ini.