Friday, 22 April 2016

Juknis Tunjangan Profesi Guru Kemenag 2016



"PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU"

BAGI GURU MADRASAH TAHUN 2016

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendis Nomor 1952 tanggal 7April 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyalurun Tunjangan Profesi Guru Bagi Guru Madrasah Tahun 2016.

Guru Madrasah yang berhak mendapatkan tunjangan profesi guru ditetapkan melalui keputusan Kuasa Penggunan Anggaran (KPA) pada satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Madrasah Negeri.
Adapun untuk besaran tunjangan profesi (Tunjangan Sertifikasi) bagi guru madrasah adalah:
1. Untuk guru PNS diberikan tunjangan sebesar gaji pokok per bulan;
2. Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (GBPNS) yang sudah disetarakan (Inpassing) adalah 1 (satu) kali gaji pokok per bulan disesuaikan dengan memperhatikan pangkat, golongan, jabatan dan kualifikasi akademik, yang berlaku bagi guru PNS sebagaimana tercantum dalam SK inpassing, tidak memperhitungkan ketentuan masa kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan;
3. Bagi GBPNS yang belum disetarakan dengan kualifikasi akademik, pangkat, golongan, dan jabatan yang berlaku bagi guru PNS diberikan tunjangan profesi sebesar Rp 1.500.000,­ per bulan sesuai ketentuan peraturan perundang­undangan.
KRITERIA GURU MADRASAH PENERIMA TUNJANGAN PROFESI
Guru madrasah harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Guru yang mengajar di satuan binaan Kementerian Agama;
- Pengawas sekolah pada madrasah yang melaksanakan tugas keperngawasan di satuan pendidikan pada bunaan Kemenag;
- Memiliki sertifikasi pendidik yang telah diberi satu Nomor Registrasi Guru (NRG) yang diterbitkan oleh Kemendikbud dan sudah ditetapkan melalui keputusan Dirjen Pendis Kemenag.
- Memiliki SKBK dan SKMT yang diterbitkan oleh instansi Kemenag dan ditandatangani oleh pejabat terkait sesuai dengan kewenangannya
Untuk lengkapnya, silahkan unduh Petunjuk Teknis Tunjangan Profesi Guru Madrasah 2016 di bawah ini:
Demikian berita terbaru, mengenai Juknis Tunpro Guru Madrasah 2016 yang dapat kami sampaikan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sumber : Direktorat Penmad

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

Cara mengecek atau melihat  calon peserta sertifikasi guru tahun 2016.
Daftar calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 telah diumumkan secara online oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sertifikasi guru tahun ini akan dilakukan melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Guru yang dibiayai sertifikasinya merupakan guru dalam jabatan, yaitu guru yang diangkat sebelum 31 Desember 2015.

Baca juga: Kriteria Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2016

Saat ini dalam tahap verifikasi calon peserta sertifikasi guru dapat dilihat melalui situs resmi www.sergur.kemdiknas.go.id. Semua guru yang memenuhi persyaratan mempunyai kesempatan untuk mengikuti PLPG tahun 2016. Rencananya pendaftaran calon peserta PLPG akan diperpanjang hingga Mei 2016.

Cara mengecek calon peserta sertifikasi guru tahun 2016

1. Kunjungi http://sergur.kemdiknas.go.id/pub/index.php

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

2. Klik menu Daftar Calon Peserta

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

3. Isikan NUPTK yang ingin dicari dalam daftar calon peserta

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

4. Akan tampil data daftar calon peserta sertifikasi guru tahun 2015

Data calon peserta sertifikasi guru yang bisa dilihat adalah data guru, kategori peserta, pendidikan terakhir, dan instansi/sekolah. Bisa pula dilihat pola sertifikasi apakah PLPG atau SG-PPG, bidang studi sertifikasi, dan skor Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015. Skor minimal UKG yang ditetapkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) tahun 2016 adalah minimal 55.

PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program studi relevan dengan bidang studi/mata pelajaran guru peserta PLPG. Sertifikasi guru pola PLPG diselenggarakan selama 10 hari dengan bobot 90 Jam Pembelajaran. 

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2016/04/cara-melihat-calon-peserta-sertifikasi-guru-tahun-2016.html#ixzz46bkSOxWQ

Teknik Pemberian Pekerjaan Rumah ke Siswa

Teknik Pemberian Pekerjaan Rumah ke Siswa

Inilah beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam memberikan PR.
PR adalah suatu tugas yang diberikan guru yang harus dikerjakan siswa dirumah. PR merupakan harapan seorang guru supaya siswa dapat belajar dirumah, tapi kenyataannya, guru sering memberikan tugas bukan untuk siswa belajar di rumah tetapi lebih menjadi beban terhadap siswa.

Baca juga: Jangan Beri Anak Banyak PR, Ini Dampak Buruknya

Kadangkala dan mejadi beban juga ke wali murid, sehingga siswa banyak tidak membuat PR di rumah tapi membuat PR di sekolah, karena ketidakpahaman siswa terhadap soal yang diberikan. Seorang guru harus mengenal teknik dalam memberikan tugas terhadap siswa. 

Beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam memberikan PR, yaitu sebagai berikut: 

1. Soal yang diberikan tidak sebagai beban
Soal yang diberikan bukan sebagai beban tetapi sebagai tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran, soal yang diberikan menimbulkan semangat siswa dalam mengerjakannya tanpa memberikan alasan.

2. Lihat tingkat kesulitan soal
Kesulitan soal harus diperhatikan guru, jangan sampai guru memberikan soal terlalu banyak sehingga membuat siswa tidak mampu mengerjakannya, dan mengakibatkan siswa malas.

3. PR diberikan untuk pengulangan di rumah
PR yang diberikan supaya siswa mampu mengulangi pembelajaran apa yang telah disampaikan oleh guru di sekolah. sehingga siswa mampu mengulangi kembali melalui PR yang diberikan.

4. Lihat kemampuan siswa mengerjakan soal.
Siswa merupakan suatu objek yang harus selalu guru perhatikan, guru tidak boleh memberikan beban semau guru, soal yang diberikan harus berdasar dari tingkat kemampuan siswa. Guru sering memberikan soal berstandarkan siswa yang pintar, tidak pernah memperhatikan anak yang kurang.

5. Hindari menyalahkan siswa jika salah mengerjakan.
Hindari menyalahkan hasil PR siswa, karena seringnya guru menyalahkan hasil kerja siswa, membuat siswa ketakutan dalam mengerjakan PR, sehingga PR lebih banyak dibuat oleh Guru Les daripada siswa. Sedangkan konsep dari pemberian PR adalah supaya siswa dapat mendalami hasil pembelajaran yang ada di sekolah.

6. Berikan waktu sesuai dengan kesulitan soal.
Janganlah guru memberikan waktu PR terlalu cepat, inilah yang membuat siswa menggunakan jalan pintas yaitu mengerjakan di sekolah dengan menyontek teman.


Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2016/04/teknik-pemberian-pekerjaan-rumah-ke-siswa.html#ixzz46bkAgDfM

Pentingnya Guru Melakukan Apersepsi Saat Mengajar

Pentingnya Guru Melakukan Apersepsi Saat Mengajar

Pentingnya Guru Melakukan Apersepsi Saat Mengajar
Apersepsi penting dilakukan guru agar proses belajar berjalan maksimal karena siswa belajar dalam kondisi terbaik
Sebagai guru, tentunya kita sering menghadapi berbagai macam ekspresi (emosi ) siswa saat mereka baru saja tiba di sekolah. Ada siswa yang datang ke sekolah dengan ekspresi gembira, sedih, marah ataupun biasa-biasa saja. Mereka datang ke sekolah dengan membawa beban pikiran masing-masing. Hal ini bergantung pada kejadian yang siswa alami sebelumnya yakni di rumah, misalnya ada siswa yang datang ke sekolah sambil menangis karena sebelum berangkat dimarahi ibunya. 

Bermacam-macam emosi siswa di awal belajar tentu akan mempengaruhi konsentrasi mereka saat belajar. Oleh karena itu, guru harus pandai-pandai mengondisikan suasana kelas agar siswa siap untuk belajar. Apabila di awal kegiatan belajar guru tidak mengondisikan siswa terlebih dahulu, maka konsentrasi siswa tidak terbangun sehingga siswa tidak bisa menerima informasi yang disampaikan guru. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya nanti. Agar kejadian tersebut tidak terjadi, maka guru harus melakukan apersepsi di awal pelajaran.

Munif Chatib (Gurunya Manusia, 2011:77) menyatakan bahwa menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya. Pada menit-menit pertama itulah apersepsi bisa dilaksanakan. Apersepsi yang dilakukan di awal proses belajar membuat otak anak siap untuk belajar. Apersepsi yang tepat membuat siswa merasa relaks dan senang yang ditandai dengan wajah yang ceria, tersenyum, bahkan tertawa. Munif Chatib menyebut kondisi tersebut sebagai Zona Alfa.

Kondisi alfa adalah tahap paling cemerlang proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling baik untuk belajar. Sebab, neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu keseimbangan, yaitu, ketika sel-sel saraf seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga istirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang (Munif,2011:90).

Adapun kegiatan yang bisa dilakukan guru saat apersepsi sangat beragam. Berikut ini apersepsi yang bisa dilakukan:

1. Tepuk tangan
Contoh : Tepuk energi
Guru : "Tepuk energi."
Siswa: " Wuuss..." ( tangan digerakkan seperti orang mengeluarkan tenaga dalam )

2. Teka-teki
Contoh : 
Guru : " Mengapa anak katak suka melompat-lompat?"
Siswa:" Namanya juga anak-anak>" 

3. Gerak badan
Contoh : Guru :" kalau Bu Guru mengucapkan 1, lompat ke kanan, kalau mengucapkan 2, lompat ke kiri.

4. Bernyanyi
Contoh : Guru mengajak siswa bernyanyi lagu yang sedang populer tetapi liriknya diganti dengan lirik yang memotivasi siswa belajar.

5. Permainan 
Contoh : Guru :" Letakkan jari telunjuk kalian pada telapat tangan temannya. Saat Bu guru mengucapkan kata apel, tangkap jari telunjuk temannya."

Untuk variasi dan mengaktifkan siswa, guru bisa menyuruh siswa untuk bergantian memberi teka-teki atau menceritakan cerita lucu. 

Kegiatan yang dilakukan saat apersepsi bisa divariasi. Kita bisa menyuruh siswa secara bergantian untuk memberi teka-teki atau menceritakan pengalaman lucu mereka. Semua ini bergantung pada kreativitas guru. Jika siswa sudah menyunggingkan senyum dan mata berbinar, saat itulah siswa sudah dalam kondisi alfa. Kondisi terbaik untuk menerima informasi.

Saat kondisi siswa sudah siap menerima informasi, guru bisa melakukan apersepsi berikutnya, yakni membangun pengetahuan atau mengingatkan siswa pada pelajaran sebelumnya. 

Berdasarkan paparan di atas, apersepsi penting dilakukan guru agar proses belajar berjalan maksimal karena siswa belajar dalam kondisi terbaik, tanpa ada paksaan dan tekanan.

*) Ditulis oleh Tutwuri Yuliarti, M.Pd. Guru Kelas di SD Nasional KPS Balikpapan 



Juknis Tunjangan Profesi Guru 2016

Juknis Tunjangan Profesi Guru 2016

Juknis Tunjangan Profesi Guru
Juknis Tunjangan Profesi Guru