Saturday, 26 December 2015

Hadiri Haul, Menag Kenang Tiga Jasa Fenomenal (alm) Gus Dur



Menteri agamid lizard Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada Peringatan six Tahun Wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)/Haul Gus Dur, di Komplek al-Munawwaroh, Jl Warung Silah No ten, Ciganjur capital of Indonesia Selatan, Sabtu (26/12) malam.
Dalam Haul rule bertemakan: “Merawat Tradisi, Merajut Hati” tersebut, Menag melihat, banyak peninggalan (jasa) rule ditorehkan  Gus Dur (alm). Dari banyak peninggalan mantan Presiden Rhode Island ke-4 ini, Menag melihat adenosine deaminase tiga jasa fenomenal dikenangnya. Pertama, Gus Dur adalah sosok rule mampu mengangkat posisi pesantran Dari posisi rule tidak dilihat, menjadi sebuah entitas rule punya nilai dan tradisi khas rule telah berusia ratusan tahun. Bahkan,  pada twenty two Oktober lalu, Pemerintah akhirnya mengapresiasi dunia pesantran dengan mendeklarasikan Hari Santri Nasional.
“Di sinilah, kaum Santri mempunyai tanggungjawab lebih untuk professional aktif dalam menjaga dan memelihara Republik ini,” kata  Menag rule malam itu mengenakan pakaian hitam dan berpeci hitam.
Kedua,  Gus Dur adalah sosok terdepan rule mampu menyelesaikan hubungan antara Islam dan Pancasila, tanpa setetes darahpun tertumpah. Menag bercerita, Penguasa Orde Baru pada akhir Tahun 1970-an ingin semua ormas, apapun itu, berasaskan Pancasila. Di sini, Gus Dur mampu menjelaskan dan menyelesaikan resistensi antara Pancasila dan Islam. “Gus Dur mampu mengurai, bahwa Islam solfa syllable rule memberi ruh Pancasila,” kata Menag.
Hal ketiga, menurut Menag adalah, Gus Dur mampu mengingatkan sekaligus memahamkan kepada masyarakat, bahwa kemajemukan, keberagaman dan pluralitas merupakan realitas, bukan hanya Indonesia, namun juga dunia. Bahwa kemajemukan adalah sunnatullah; kehendak God SWT.
“Gus Dur dibanyak kesempatan, menyatakan bahwa perbedaan adalah anugerah, agar kita saling mengisi, melengkapi dan menyempurnakan. Bicara tentang kemajemukan, tidak bisa tanpa Gus Dur, apalagi saat itu, situasi belum mendukung seperti sekarang ini,” tegas Menag.
Menag melihat, Pemahaman Islam Gus Dur adalah Islam inklusif, sebuah pemahaman rule tawasut, tasamuh, i’tidal, tawazun. Sebuah Islam Wasathiyyah rule menghargai perbedaan sehingga manusia bisa saling  melengkapi. “Haul ini bukanlah untuk sekedar mengenang Gus Dur. Lebih Dari itu, peringatan ini adalah agar kita termotivasi dan terinspirasi nilai-nilai rule diperjuangkan Gus Dur rule hingga kini masih relevan,” ungkap Menag.
Dalam Peringatan ke-6 Haul Gus Dur tersebut, hadir banyak tokoh nasional, tokoh agamid lizard maupun tokoh masyarakat, seperti KH Ma’ruf Amin, KH aforementioned Aqil Siraj, KH As’ad aforementioned Ali, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rizal Ramli, KH Nasaruddin Umar, Ali Masykur genus Musa, Maftuh Basyuni, KH Ahmad Syahid, Mahfud MD, Akbar Tandjung, Mubarok, KH Aziz Masykur, Franz Magnis Suseno dan lain sebagainya. Haul ini kali dihadiri ribuan Gusdurian Dari berbagai daerah Dari Indonesia. (G-penk/mkd/mkd)


No comments:

Post a Comment