Wednesday, 9 March 2016

KEBIASAAN KESALAHAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA

Assalamualaikum wr wb,,,,,,,,,,,,,,, Selamat malam rekan-rekan guru semua yang berada diseluruh Indonesia, malam ini pelangipost,com akan membagikan informasi mengenai, ,,,,,,

Guru merupakan propesi yang sangat mulia, karena ada dua tugas berat yang mereka  emban  dan itu tidaklah mudah yaitu mengajar dan mendidik. Banyak guru yang sukses dalam mengajar namun gagal total dalam mendidik, dikarenakan berdasarkan fakta demikian Mendidik jauh lebih sulit dari pada mengajar.


Kesalahan dari orang tua adalah menyerahkan pendidikan terhadap anak sepenuhnya kepada guru di sekolah tanpa berfikir untuk mendidik anak di rumah. ini merupakan kesalahan besar. karena guru di sekolah itu tidak hanya mengayomi 1-10 anak, ada banyak anak yang harus diurus. waktu yang tidak cukup pada jam sekolah ditambah lagi guru ada kegiatan lain baik dari pemerintahan atau program sekolah.

Kesalahan Guru dalam Mendidik ini kerap kali  terjadi di instansi pendidikan sekolah-sekolah umumnya pada sekolah tingkat pendidikan SMP dan SMA. menurut para pakar pendidikan baik di eropa dan Asia dalam setiap situs resminya mereka menyatakan bahwa pendidikan merosot bukan karena guru yang tidak mampu dalam mendidik,  namun kesalahan dalam penerapan pendidikan itu yang sering tidak valid. karena masih banyak guru yang belum mengerti sistematis pendidikan, singkatnya penerapan pendidikan itu tidak sama pada setiap anak.

Beberapa Kesalahan Guru dalam Mendidik Anak 

Dalam hal ini pelangipost.com merangkum beberapa Kesalahan Guru dalam Mendidik yang kerap terjadi di sekolah.

Monoton dalam penerapan
Dimanapun sekolahnya, pasti ada guru yang demikian, sangat monoton dalam mendidik. selalu membandingkan diri pribadi dengan siswanya atau membandingkan setiap zaman. biasanya kebiasaan ini dimulai dengan pengucapan kata:

"Dulu bapak rajin belajar pergi ke sekolah meskipun bapak jalan kaki sejauh 10 km"

Pada anak sekolah zaman sekarang, Perkataan-perrkataan demikian atau seperti kata diatas, hanya membantu 10% dan bahkan sang guru dicemoohkan siswanya. jelas berbeda sikon pelajar dulu dan sekarang. terkadang guru berharap perkataan ini bisa menjadi motivasi, tanpa pernah berfiki ada anak yang kecewa, kesal, tidak suka dan lain-lain.
Atau lebih sering membandingkan satu siswa dengan siswa lain dalam kemampuan. sang guru berharap ini bisa menjadi motivasi, tapi sesungguhnya itu hanya menjadi bomerang bagi guru, siswa malas dan tidak suka. kalu sudah tidak suka pasti inputnya bagi pembelajaran dan pendidikan akan minus.

Keras dan memaksa
Pembelajaran dan pendidikan sangat tidak cocok denga menerapkan sistem paksaan, sangat ironis jika guru terlalu memaksa siswanya untuk mampu dan harus bisa. selain itu mendidik dengan sistem kekerasan juga tidak akan memberikan dampak atau efek positif bagi pelajar. kekerasan dalam perkataan dan tindakan tidak akan pernah melahirkan nilai yang positif.

Ortodok dan kaku
Sikap kaku dari seorang guru  banyak ditemukan pada kalangan guru di negara kita ini, menyamakan penerapan pembelajaran dan pendidikan pada semua elemen siswa. singkatnya bahwa mendidik siswi tidak bisa disamakan dengan siswa, jika itu tetap dilakukan outputnya lahirlah generasi pemuda yang lemah karakter banci dan pengecut dan lain-lain.

Sistem Kaku dalam mendidik, guru hanya memiliki satu teori yang selalu diunggulkan seperti kerap menasehati, ceramah terus tanpa henti. pada zaman sekarang teori ceramah dalam mendidik hampir tidak bisa digunakan terus menerus karena karakter anak lebih banyak melihat bukan mendengar. jika seorang guru hanya mampu ceramah dan berkoar-koar atau menasehati tanpa ada pengaplikasian pada diri, rentan pendidikan tersebut outputnya gagal total.

Sembrono ucapan dan tingkah laku
Pada zaman sekrang hanya sedikit guru yang memiliki wibawa dihadapan peserta didiknya, apalagi semenjak diterapkannya sistem pendidikan karakter dari barat yang berkembang pesat di indonesia, guru harus menjadi patner, menjadi teman dan lain-lain, sehingga haibah guru ambruk.  guru yang tidak dihargai muridnya berdasarkan kapasitas guru tersebut. 

Perktaan dan tingkah laku guru akan selalu diperhatikan siswa, bahkan sampai pakaian yang dikenakan gurunya pun mereka perhatikan. jika seorang guru berkata tidak sepantasnya atau bertingkah laku tidak wajar atau cara berpakaian yang tidak mencerminkan yang baik, maka itu akan menjadi nilai negatif.

Jika sudah demikian apapun yang diajarkan sang guru, akan tertutupi dengan sikapnya yang kurang baik 

Inilah contoh Kesalahan Guru dalam Mendidik, terkadang guru menganggap langkah dan teorinya itu baik tanpa memperhatikan jenis atau elemen siswa yang ia hadapi, maka hasilnya mengacu pada ranah negatif.

No comments:

Post a Comment