Wednesday, 3 February 2016

Sidoarjo Bersiap Menjadi Kabupaten Literasi

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mendorong kepada siswa yang ada di kabupaten setempat untuk meningkatkan minat baca demi menambah ilmu pengetahuan yang ada. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Mustain B, Jumat, mengatakan, saat ini budaya membaca di Indonesia masih kurang. "Hasil dari penelitian organisasi dunia UNESCO mengatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih rendah," katanya usai pelaksanaan pemecahan rekor MURI kegiatan Gerakan membaca menulis/literasi oleh 80 ribu siswa beberapa waktu lalu.
Ia mengemukakan, saat ini pihaknya sudah menganggarkan dana sebesar Rp1 miliar untuk kegiatan membaca kepada para siswa di Kabupaten Sidoarjo. "Kegiatan ini hanya gebyar saja, tetapi riilnya nanti ada di sekolah untuk menggiatkan budaya membaca di sekolah-sekolah," katanya. Ia mengemukakan, pihaknya akan berupaya menggerakkan budaya membaca masyarakat Sidoarjo khususnya pelajar Sidoarjo. "Salah satunya dengan diselenggarakan kegiatan kali ini sebagai langkah awal menggelorakan budaya membaca. Dinas Pendidikan Sidoarjo telah menyiapkan anggaran untuk membangkitkan budaya literasi tahun ini," katanya. Ia mengatakan, melalui kegiatan kali ini akan menjadikan Kabupaten Sidoarjo berbudaya literasi di setiap lembaga. 
 "Selain itu diharapkannya budaya membaca akan terjangkit pada setiap generasi muda Indonesia khususnya Kabupaten Sidoarjo," katanya.
Dalam mewujudkan kabupaten literasi, Dinas Pendidikan Sidoarjo juga menggandeng USAID PRIORITAS untuk merumuskan konsep kabupaten literasi yang ideal dan sesuai itu seperti apa. Dijelaskan oleh Tirto Adi, Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kab Sidoarjo, USAID PRIORITAS selama ini telah memiliki pengalaman dalam pengembangan budaya baca di sekolah-sekolah mitra mereka di Sidoarjo dan Jawa Timur. Untuk itu, bekerjasama dengan USAID PRIORITAS merupakan langkah yang tepat agar kabupaten literasi di Sidoarjo dapat segera terwujud.
USAID sendiri telah melaksanakan budaya baca di Sidoarjo sejak 2005 melalui program USAID Decentralized Basic Education (DBE). Selain memberikan hibah buku, sekolah mitra dibawah naungan USAID DBE juga diberikan pelatihan tentang budaya baca. Hasilnya, di seluruh sekolah mitra USAID DBE telah memiliki pojok baca di kelas-kelas. Di beberapa sekolah juga telah menerapkan program membaca senyap 15 menit yang selama ini gencar disampaikan oleh pemerintah. Tidak itu saja, hasil karya siswa berupa cerpen, puisi, hingga buku telah berhasil diterbitkan. Untuk itu sekolah-sekolah yang telah menerapkan budaya baca kedepan akan menjadi sekolah model literasi di Sidoarjo.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo Sulamul Hadi Nurmawan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan ajakan sekaligus contoh untuk gemar membaca. 
"Melalui program gerakan gemar membaca kali ini kami ingin masyarakat Sidoarjo khususnya siswa siswi Sidoarjo ke depan gemar membaca," katanya. menurutnya membaca perlu selektif tidak hanya sekedar membaca tetapi perlu dicermati isi bacaan tersebut. 
"Bacaan yang baik adalah bacaan yang membangkitkan semangat untuk belajar. Selain itu dapat memberikan wacana dalam menambah ilmu pengetahuan. Dengan membaca maka bisa mempertanggungjawabkan masa depan bersama," pungkas Sulamul Hadi.

No comments:

Post a Comment